Ada rencana mau short trip ke Palembang? Mampirlah ke 4 lokasi untuk short trip ke Palembang ini. Siapa tahu ketemu hidden gems kan?
Awalnya gara-gara undangan
Akhir bulan Maret lalu, saya diajak keluarga pergi ke Palembang, Sumatera Selatan. Awalnya sih gara-gara diundang untuk datang ke acara akad dan resepsi di Baturaja.
Karena dari Baturaja ke Palembang sekitar 5 jam lewat jalur tol dan jalur lintas Sumatera (melewati kebun sawit, karet, dan tanpa lampu jalan), mengapa tidak sekalian saja? Sekalian ayah bisa nostalgia dengan kampus kuningnya deh, begitu sih usulnya.
Kalau dari ibu sih, usulnya begini. Nanti ada tiga orang yang gantian menyetir, yakni ibu sendiri, lalu ayah dan adik. Sementara saya bagian konsumsi dan bantu baca Google Maps. Masih belum lancar-lancar amat nyetirnya. >0<
Lalu, jadilah rencana itu berjalan. Alhamdulillah lancar dan… sampailah kami di 4 lokasi short trip ke Palembang ini. Ada apa saja? Mulai dari…
1. Pasar 16 Ilir
Jadi karena Maret masih musim hujan dan di Palembang waktu itu hujan deras, malahan rencana kami bepergian ke lokasi outdoor di pagi hari batal, seperti ke Pulau Kemaro dan naik LRT.
Alternatifnya, saya dan keluarga menjajal lokasi terdekat dari Pasar 16 Ilir, yakni Jembatan Ampera. Btw, sebelum ke jembatan, kami memang ke pasar dulu untuk cari kain songket. Dapat sih, tapi.. hmm sepertinya butuh cari referensi toko lain dan harganya cocok.
Ibu sempat TW-TW (transfer wawasan) cara memilih songket terbaik. Mulai dari memperhatikan kualitas benang, jenis benang, hingga kerapatan bordir benang di songket. Petunjuknya, kalau benang bordirnya rapat saat kainnya diraba, maka akan tahan saat dicuci, disetrika, disimpan ke lemari, atau dijahit.
Soalnya, kadang ada kain songket yang ketika dijahit, benangnya tergeser dan mengubah penampilan kainnya. Atau ketika disetrika, tidak sengaja longgar benangnya. Nah karena ibu concern soal ini, hasilnya kami belum beli apa-apa di pasar tersebut.
2. Jembatan Ampera Palembang
Masih hujan, tapi gerimis. Kesan saya ketika diajak jalan ke pasar dulu cari songket, baru ke tempat lain itu agak.. hm, bagaimana ya.. Namanya juga cuaca, memang di luar kendali sih. Akhirnya jadi juga ke Jembatan Ampera yang untungnya sudah reda dan cerah.
Tidak sampai 500 meter, kami langsung naik ke tangga yang menghubungkan parkiran Pasar 16 Ilir dengan Jembatan Ampera. Rupanya dekat ya. Di bawah jembatan itu pun masih ada pasar lagi dan kios pedagang kaki lima.
Di jembatan ini, kami lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Selfie atau wefie, sudah jelas dong. Setelah itu, saya iseng-iseng coba praktik transisi video ala-ala di Tiktok. Sempat coba timelapse di kamera ponsel juga. Ah tapi kok rasanya saya kayak turis ya? Bukan seperti warga lokal haha :’)
Baca juga: Unforgettable think di restoran fast food Bukittinggi
Untungnya saya sudah pakai Whitening Advance Body Scrub dan Whitening Body Serum Glow Perfect with Sun Protection. Jadi tidak khawatir lagi deh pas main panas-panasan seperti ini. Selama perjalanan, untungnya kulit tetap lembab. Soalnya, sebelum tidur malam, saya oleskan Whitening Advance Body Butter. Semua dari eBright Skin, produk skincare lokal asal Bandung, Jawa Barat.
Nah, puas foto-foto, barulah kami istirahat di Masjid Agung Palembang.
3. Masjid Agung Palembang
Apa ya rasanya jalan di tengah Jembatan Ampera pukul setengah 1 siang? Pusing, panas! Apalagi Palembang bisa dibilang panas “bedengkang” alias beneran gerah! Mungkin karena kami berkunjung saat menjelang musim kemarau.
Untuk mendinginkan kepala, kami istirahat sekalian salat zuhur di Masjid Agung Palembang. Awalnya sih kaget pas cari tempat wudu khusus perempuan (akhwat), kok menyatu dengan laki-laki (ikhwan) ya?
Pas wudu, sebentar, body serum dan body butter yang saya pakai tadi kok tidak terasa lengket ya? Oalah, ternyata cepat juga ya daya serapnya. Pantas pas ambil wudu kok jadi langsung lembab betul di kulit.
Usai wudu, saya, ibu, dan adik juga bingung di mana tempat salat khusus akhwat. Gara-gara itu, ya sudah, kami salat di tempat ikhwan. Daripada buang waktu cari tempat dan bingung sendiri karena tidak ada papan petunjuk?
Setelah saya baca-baca lagi, ternyata masjid ini sedang direnovasi. Hmm.
4. Pulau Kemaro
Setelah makan siang, barulah tancap gas ke Pulau Kemaro. Eits, tapi, apakah ini pulau sungguhan? Let’s see.
Pas saya baca-baca lagi, Pulau Kemaro ini sebenarnya semacam “tumpukan” tanah yang berkumpul di tengah sungai. Semacam delta begitulah. Mungkin karena Sungai Gerong cukup lebar, seolah-olah ada pulau di tengahnya.
Saya pikir akan Instagramable gerbang masuknya, layaknya tempat wisata pada umumnya. Eh rupanya, kalau kamu tidak riset lokasi dulu, ternyata lokasinya berdekatan dengan pelabuhan kawasan pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju. Kamu akan bertemu kontainer dan alat berat sekaligus pemandangan pabrik pupuk dari jauh.
Tapi tenang, untuk menyeberang hingga ke pulau, ada beberapa kapal getek atau kapal motor kecil kok. Cukup bayar Rp100.000 untuk sewa kapal pulang-pergi. Bapaknya juga baik kok, mau menunggu sampai kami selesai 😊
Pulau Kemaro cocok untuk kamu yang ingin rehat dari rutinitas. Kebetulan waktu itu agak sepi, jadi lebih puas foto-foto sekaligus melihat kapal-kapal kecil melintas. So calming.
5. Lanjut di pos berikutnya ya!
Sekian dulu 4 lokasi untuk short trip ke Palembang. Kalau kamu mau naik apa ke Palembang?
Bacaan lebih lanjut:
- Wisata Religi ke Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin. Tiket.com.
- Pulau Kemaro, Pulau Legenda yang Diselimuti Konflik Sengketa Tanah. Liputan6.com.
jembatan Ampera adalah tempat yang wajib dikunjingi ketika ke Palembang. DI bawahnya ada pasar juga ya? menarik sih ini
Iya betul, ada pasarnya juga. Kalo datang pas malam, bagus kak. Bisa sambil nongkrong dan makan-makan.
Pengen nyoba naik kereta dari Lampung hahhha.
Eh, ini posting produk juga, ya?
Keren eui!
Suka caranya
Kereta dari Lampung ada Mbak Anaz? Wah baru tau mbak.
Hihi iya mbak, makasih ya mbak 🙂
Lampung-Palembang ada.
Boleh juga mbak, kapan-kapan bisa dicoba hihi. Makasih yaa mbak Anazkia 🙂
lagi baca ini pas banget pengin makan pempek
jadi makin pengen makan huhu
Makan pempek lagi mbak Ninda, supaya makin kangen hihi.