Nadia K. Putri

Karena semua cerita punya hatinya. Cerita soal di balik layar

Menulis dan Uang

Beberapa hari lalu, saya membaca tulisan-tulisan blog tentang menulis dan uang. Apa hubungan keduanya?
Awalnya, saya membaca dari blog Pak Anton Ardyanto (tulizmaniac.blogspot.co.id). Blog ini bercerita tentang “sindiran” menulis karena uang. Kalau memang menulis (ngeblog) karena uang, jadilah internet marketer. Meskipun tidak salah juga. Namun effort yang dibutuhkan lebih besar untuk mengatasi kebuntuan tersedianya konten unik dan kreatif.
Di blog lain, saya membaca tulisan dari blog mbak Inuel (jombloku.com). Blog mbak Inuel berfokus pada blog pribadi, konten bersifat cerita-cerita pribadi, tetapi bisa menghasilkan uang. Mbak Inuel yang bilang sendiri loh. Mbak Inuel membocorkan rahasianya. Dia bilang, terus menulis dengan rasa passionate tanpa terlalu memikirkan uang. Karena, tulisan tersebut akan murni keluar sendirinya dan enjoy. Uang didapat dari klien yang meminta mbak Inuel menulis. Memang sih, tetap belajar monetisasi dan optimasi blog. Tapi kalau terasa mumet, terus latihan lagi.
Dua pendapat kontras ini membuat saya berpikir lagi. Apa sih tujuan ngeblog? Mengapa mendaftarkan blog pribadi ke AdSense? Bagaimana kalau penghasilan AdSense malah nol atau tidak seberapa? Semakin dipikir rupanya semakin pusing. Jadinya, saya, atau mungkin mas dan mbak pembaca yang ingin ngeblog, berpikir gajinya saja. Tetapi sekali lagi, tidak salah juga sih.
Sudah banyak tips-tips menaikkan pengunjung blog supaya bisa menambah gaji AdSense. Sudah banyak tips-tips memiliki backlink, bahkan backlink dari domain .edu dari forum-forum. Sudah beberapa kali mas atau mbak pembaca mendaftarkan blog ke mesin pencari non-Google. Sebut saja Y, atau sebentar lagi BDU. Pasti sudah banyak yang mencoba, atau setengah mencoba. Meskipun resiko privasi terhadap tulisan yang dihasilkan selalu ada.
Menulis dan uang juga memiliki resiko yang harus ditanggung sendiri. Menulis juga butuh kreatifitas supaya tetap hidup, tetapi ya bukan salin-tempel juga. Menulis juga harus tekun, tapi bukan rajin update pos sih. Rasa tulisan pasti beda, kalau dibaca rasanya seperti membaca tulisan robot.
—-
Blog saya diterima Google untuk AdSense. Awalnya seneng banget. Tapi ternyata, hello, usahanya gede banget supaya bisa digaji kayak blog-blog lain. 


Terus masih gak percaya gitu wkwk. 


4 Comments on “Menulis dan Uang”

  1. Yay Congrats!

    Aku dulu juga udah lumayan lama pake adsense
    Terus tiba tiba di-banned

    Ya gapapa sih, toh aku nge-blog karna hobi
    Buat kesenangan pribadi
    Sesuka hati aja ngeblog nya wkwk

    Dan ternyata seiring berjalannya waktu, malahan dengan sendirinya rezeki mengalir. Klien zaman skrg ternyata banyak yang juga suka blog pribadi dengan artikel pribadi dan ciri khas pribadi. jadi sering dapet endorse dan paid review post deh. Alhamdulillah hehe

    But still, tetap gak mau fokus ke uangnya
    Karena banyak blog zamans krg yang dulunya bagus, sekarang isi artikel nya iklan semua

    Jadi males baca nya

    gak mau blog ku sampai jadi gitu juga
    Semoga tahan

    Aminnn

    hihi

  2. Wow, ternyata! Malah saya baru kalo zaman sekarang klien lebih suka yang kita banget (artikel dan ciri khas pribadi) dan berakhir paid review post. Boleh dicoba nih.

    Tetap semangat ngebblognya kak!

  3. Disebut nyindir, ya nyindir.. disebut nggak ya nggak. Kenyataannya sikap mental yang terbaik kalau memang berniat mencari uang, ya bersikap sebagai bisnisman alias pengusaha.

    Bersikap seperti blogger saja tidak cocok untuk tujuan tersebut.

    Berbeda dengan mabk Inuel yang justru terfokus pada kegiatan menulisnya. Dia blogger, tapi kalau memang ada peluang menghasilkan uang, ya dipakai peluangnya. Kenapa tidak? Tetapi ia tetap pada posisi sebagai blogger dan uang bukan tujuan utamanya.

    Makanya sikap mental blogger disana tepat sekali, karena ia mementingkan pada ngeblognya dan bukan pada uangnya.

  4. Akhirnya saya menyadari dan bisa memahami betul pernyataan Bapak. Betul pak, setuju banget! Sekarang mulai fokus untuk kegiatan menulis seperti ngeblog beberapa tahun lalu. Rasanya plong, lega 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *