Nadia K. Putri

Karena semua cerita punya hatinya. Cerita soal di balik layar

My 2018 Resolution, Spoiler: Berjemur di Bawah Sinar Matahari!

Gila, bentar lagi udah mau 2018 aja…  Setahun ini kemana aja man?
Flashback mode-on.
Setahun lalu jika dipandang dari 1 Januari 2018 adalah tahun berjuang demi akademis yang lebih baik. Mempertahankan sebuah standar—yang entahlah dipandang atau tidak di dunia kerja—dan juga harga diri di mata dosen. Walaupun sebenarnya, tahun lalu adalah puncak bahwa “gue pengen kerja dan punya penghasilan sendiri.”
Menghasilkan portofolio di berbagai online platform
Segala hal pun dilakukan, mulai dari buka portofolio di Shutterstock, mengembangkan wadah unjuk karya di Behance, dan juga mengembangkan seluruh portofolio yang saya punya di Foap, Eye Em, Instagram. Tak lupa, coba-coba juga di 123rf dan Freepik, meskipun hhh lebih sulit rasanya bisa tembus di wadah itu. Ada pula, buka portofolio lain di Youtube, dan belajar mix lagu ber-genre EDM, khususnya Tropical House ala-ala Kygo, Matoma, dan Kanic.
Lalu, saya mencoba “mengkomersilkan” blog ini dengan Adsense. Rasanya kayak terpaksa membuka privasi satu persatu hanya karena ada tulisan curhat di blog ini. Sedih, tapi harus dilawan. Dan di situ saya belajar bahwa blog bukan lagi tempat untuk curhat jika pada akhirnya digunakan untuk go-public. Lagi-lagi, untuk portofolio. Mengumpulkan keberanian saja butuh berhari-hari. Lebay sih kalo sampe gak bisa tidur. Malah justru gak konsen belajar atau nugas via laptop dan buka… blog.
Cara-cara itu berhasil sampai sekarang, alhamdulillah. Bersyukur banget rasanya bisa mengerahkan segala kemampuan. Ya, meskipun penghasilan sedikit, bahkan belum dapat. Seenggaknya, bisa menikmati proses yang semua orang rasakan: kerja dengan rasa dan passion. Namun pada suatu hari, ada setan yang merasuk ke saya bahwa hidup berkecukupan lebih baik daripada hanya sekedar berbasis passion.
Mulailah merasakan kebimbangan. Sahabat saya, pada akhirnya menegur. Kalau semua ini dilakukan hanya karena revenue atau penghasilan, konten pun keliatan formalitas. Ngejar duit itu ga baik juga. Terlihat gak maksimal. Bahkan…. sampai pada titik itu, saya merasa bahwa bisa mengerjakan ini dan itu, tapi setengah-setengah. Masuk di zaman now kayak gini, atau sebut aja zaman Revolusi Industri 4.0, persaingan tajam dan akhirnya saya memaafkan diri sendiri untuk menghindari kebimbangan dimana akan berkarier di masa depan.
Berjemur di bawah sinar matahari pagi
Dari situlah, ngerasa banget badan terforsir. Sakit kepala sebelah, pusing, mager, detak jantung kadang lemah dan kadang kuat, bawaan lemas. Itu yang saya rasakan setahun lalu. Bekerja sambilan selama seminggu setelah 3 hari kuliah melalui laptop dan jaringan internet. Rela terkena paparan radiasi ringan dari layar laptop dan Wi-FI, bahkan kadangkala merindukan matahari terik supaya bisa berjemur di bawahnya. 
 
“Gue butuh vitamin D.”
 
Sejak itulah saya merasa sakit, dan sakit ini sering kelamaan. Dalam hati, “Duh, sakit jangan kelamaan dong. Masih banyak yang harus dikerjain”.
Kalo sakit, seharian terasa mendung gini.


Perlahan, rasa sakit pun berkembang menjadi penyakit bersarang dalam tubuh. Entah itu demam, batuk, pilek. Di masa-masa disibukkan kegiatan kuliah dan bekerja sambilan, sebenarnya butuh banget vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan. Minum obat dari resep dokter pun juga nggak cukup. Mengonsumsi makanan segar dari warteg pun kadang bereaksi beberapa hari aja. Semua itu mengganggu momen bekerja sambilan yang menuntut fokus dan daya tahan di depan laptop.

Pasca UAS dan Skripsi
Usai ujian semester ganjil tahun 2017, rasanya lega banget. Lega. Tapi ada hantu yang mengikuti dari belakang: proposal skripsi. Masih nggak kebayang mau menulis di tema se-spesifik apa, semenjak kehilangan kertas coretan draf proposal. Dulu, ceritanya sih mau nulis tentang sengketa Laut Cina Selatan. Tau-taunya, banyak banget yang menulis tentang itu setelah telusur di situs perpustakaan kampus. Di berita pun juga banyak, apalagi jurnal-jurnal pascasarjana. Yang masih nggak paham adalah… begitu luasnya informasi, kok masih belum dapat missing link informasi itu? Lalu, berganti tema yang nggak jauh beda, mungkin tentang budaya, walaupun rencana topiknya masih sama.
Meluangkan waktu dengan membaca banyak buku berkualitas

Buku-buku siap menanti dibaca¬
Keliatan banget harus memperbanyak waktu untuk baca buku dan jurnal. Banget! Itu resolusi utama dan juga masalah bagi semua pembelajar. Dan, sekali lagi, baca buku juga butuh fokus dan daya tahan, yang tak jarang menguras energi sama banyaknya dengan olahraga dan gotong-royong beberes rumah.
Liburan pun tiba
Memasuki waktu liburan hingga detik ini, ada rasa lowong luar biasa. Kayak nggak kenal hari dan tanggal gitu. Eh tau-taunya, beberapa hari kemudian, kondisi tubuh saya malah ambruk lalu sakit tenggorokan sampai sekarang. Pusing, demam, bahkan mata nyeri pun kambuh waktu itu. Mata nyeri karena efek nonstop depan laptop untuk ngerjain tugas akhir dan belajar materi UAS. Dan, pusing karena kurang tidur selama ujian akhir berlangsung. Di situlah saya beneran butuh istirahat dan vitamin yang bagus untuk masa penyembuhan.
Seminggu kemudian, kondisi tubuh saya mulai pulih. Saya mulai ngeblog lagi dan baru tau kalo ada vitamin yang bagus untuk masa pemulihan, yaitu Theragran-M. Waduh, tau gitu sudah dari dulu saya konsumsi ini, apalagi saya sering sakit-sakitan kalau badan sudah diforsir untuk bekerja dan belajar.
 Theragran-M.
 
Inilah dia. Justru dengan mengonsumsi multivitamin Theragran-M, kandungannya terdapat kombinasi vitamin A, B, C, D, dan E, serta mineral esensial seperti Magnesium, Zinc, Mangan, Besi yang diperlukan banget untuk tubuh. Theragran-M juga mengandung salut gula, ada manis-manisnya kalo dikunyah untuk menemani hidup yang terasa.. ah pahit-asam-asin dikit lah hehe. Tentunya, Theragran-M bukan sembarang kudapan manis seperti permen atau biskuit, justru dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter atau takaran dosis 1 tablet yang telah ditentukan. Hal ini untuk menghindari overdosis, atau mungkin efek samping lainnya.
Ah masa? Iya beneran. Ini detail kandungan per tabletnya.
 
 
Btw, Theragran-M juga udah terdaftar di LPPOM MUI. Wow, bisa banget nih secara resmi halal mengonsumsi vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit ini. Saya pun akhirnya membeli Theragran-M di situs K24Klik sebanyak 1 strip (isi 4 tablet) seharga Rp. 20.000-an (tidak termasuk ongkos kirim).
Komposisi Theragran-M beserta petunjuk pemakaian.
Sejak saya tau ada Theragran-M seperti ini, pengen banget deh cepat sembuh dari penyakit “perintilan” begini hihi.
Akhirnya jika disimpulkan, segala hal yang dikerahkan maksimal ternyata tetap perlu memperhatikan kesehatan. Terlebih, mengonsumsi vitamin untuk mengembalikan daya tahan tubuh setelah sakit juga perlu dimasukkan ke salah satu list resolusi 2018.
Yap yap! Tetap konsisten berproses menghasilkan portofolio di berbagai online platform, meluangkan waktu dengan membaca banyak buku berkualitas, berjemur di bawah sinar matahari pagi, dan mengonsumsi Theragran-M resmi masuk dalam bucket list resolusi 2018.
Portofolio 2017 di Shutterstock, Foap, Youtube, beserta apps pendukung
ditemani dengan Theragran-M.
Deg-degan sih masuk tahun 2018. Tapi, kini nggak akan deg-degan lagi pasca sakit karena Theragran-M. You only live once, so make it better!
—–
 
Disclaimer:
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.
Sumber pendukung:
Situs resmi Theragran-M. https://theragran.co.id
Situs resmi Taisho untuk produk Theragran-M. http://www.taisho.co.id/index.php/id/hidden-menu-vitamin/94-theragran-m

28 Comments on “My 2018 Resolution, Spoiler: Berjemur di Bawah Sinar Matahari!”

  1. Wess…keren, Mbak, portofolionya. Semoga makin sukses, barokah & menghasilkan lebih banyak lagi karya, aamiin..

  2. Riset membuktikan bahwa resolusi tanpa speak out lebih dijamin berjalan konsisten loh mbak. Tapi artikel ini sabi lah XD

  3. Terkadang ada rasa lelah yg entah ketika dikejar kejar detlen konten berbayar yg mengabaikan rasa bahagia kita saat menuliskannya ya Nadia huhu aku pernah tu dititik itu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *