6 Ekspresi Kamu Sebelum dan Sesudah Wisuda
Ada-ada saja ekspresi sebelum dan sesudah kamu menyambut wisuda. Sudah bertebaran pula meme yang menggambarkan seberapa asoy dan ngenesnya menjelang wisuda. Nggak perlu pesimis duluan!
Wisuda. Sebuah kata ampuh yang berefek dahsyat ini mampu mengubah masa lalu dan masa depan mahasiswa-mahasiswi. Tak jarang, kata ini bisa mengubah status diri yang awalnya mahasiswa menjadi seseorang-yang-kamu-tentukan-sendiri. Entah itu tetap jadi mahasiswa, pekerja, atau pengangguran.
Ada-ada saja ekspresi sebelum dan sesudah kamu menyambut wisuda. Sudah bertebaran pula meme yang menggambarkan seberapa asoydan ngenesnya menjelang wisuda. Nggak perlu pesimis duluan, sambut dulu atuh dengan cara sederhana dengan penuh rasa syukur seperti di bawah ini.
Tuh, hayo kapan? (Meme: Upstation.id)
Tarik napas dulu ya, supaya kamu nggak kaget.
1. Senang
Ena dong! Ena ena~ (Meme: Newteknoes.com)
Buat kamu yang akan wisuda beberapa bulan dari sekarang, saya ucapkan selamat!
Selamat ya, skripsinya sudah disetujui dosbing dan udah bisa dimasukin ke situs penyedia jurnal internasional. Tuh lihat, reputasi kamu meningkat dan orang lain akan respek sama kamu.
Buat kamu yang masih mengerjakan jurnal atau skripsi, jangan khawatir. Kamu tetap boleh kok senang-senang. Rayakan dulu masa sebelum kelulusan kamu dengan:
- – Menentukan jati diri kamu,
- – Meningkatkan skill yang kamu punya,
- – Mencari tahu apa sih yang diinginkan industri terhadap dirimu,
- – Bekerja keras untuk membangun karir awal sebelum masuk industri yang kamu inginkan
- – Kalo perlu, tetaplah jadi pribadi yang utuh dan taat pada Tuhan YME,
- – Kamu sendiri yang tahu caranya. Boleh banget loh tambahkan di sini.
Rasa senangmu juga berarti rasa syukur atas dirimu yang mampu mencapai titik tertinggi saat menjadi mahasiswa/i. Tetap selalu ingat jalan yang kamu tempuh dan selesaikan apa yang kamu mulai!
2. Bahagia
Unch bahagia bgt gt y. (Meme: Mystudyworld)
Kebahagiaan terbesar saat sebelum wisuda adalah, kamu bisa melakukan yang terbaik dengan kerja keras ala dirimu. Baik itu dalam mengerjakan skripsi atau jurnal, mengasah dirimu, dan memperkuat jaringan atau relasi di lingkungan sekitar. Waktu masih cukup luang dan kamu bebas bereksplorasi.
Sedangkan kebahagiaan terbesar saat sesudah wisuda adalah, kamu bebas dari tekanan teman-teman dan dosen. Kamu juga bisa percaya diri atas apa yang kamu lakukan. Walaupun pada kenyataannya, ekspresi kebahagiaan ini harus bertahan sejenak karena tuntutan masyarakat dan mertua yang datang perlahan-lahan.
Berbahagialah dalam keadaan apapun. Rayakan dengan caramu sendiri. Ucapkan syukur pada Tuhan agar apa yang kamu lakukan selalu diberkahi. Yakinlah semakin tinggi kamu menanjaki kehidupan, semakin kuat pula angin yang menerpa tubuh ringkihmu. Jadi, persiapkan ya!
3. Semangat
Rasa semangat selalu ada untuk membakar motivasi internal dirimu. Nggak mau dibilang manja kan sampai-sampai harus disemangatin orang lain dan orang tersebut kesal karena kamu lelet bergerak?
Harus, harus! *lanjut ngaso. (Meme: Brilio)
Meskipun hidup semakin kompetitif, kamu dan temanmu semakin sengit unjuk diri dan skill, selalu ingat bahwa orang-orang yang tulus dan menyayangimulah menjadi sumber rasa semangatmu. Ayah dan ibumu, adik dan kakakmu, pasanganmu, bahkan sahabat-sahabatmu, juga sumber ekspresi bersemangatmu untuk menjalani hidup.
Rasa semangatmu patut diperjuangkan. Karena sepintar-pintarnya orang, tanpa semangat pun justru hanya akan melenakannya.
Buat kamu yang terlanjur keluar dari kehidupan kampus, jangan pernah takut. Ada banyak tokoh college dropped out yang harus kamu teladani. Pelajari cara mereka bekerja dan berkarya. Pahami cara mereka menghadapi orang lain dan bisa bernegosiasi dengan mereka. Selalu ingat bahwa masyarakat butuh hasil kerja kerasmu, tanpa melupakan prosesnya pula. Masyarakat juga tak pernah menuntut kamu untuk sekolah tinggi dengan niat gengsi. Mereka hanya ingin kamu berguna dan bisa berkolaborasi.
4. Sedih
Sebelum wisuda, kamu harus mencari-cari tema skripsi atau jurnal agar bisa disetujui dosbing. Tak jarang, kamu harus bergadang dan menenggak beberapa cangkir kopi dalam beberapa bulan.
Ketika kamu sudah menyelesaikannya, eh tahu-tahu dosbing minta revisi. Revisinya banyak pula, coretan sana-sini sampai-sampai fon (font) Times New Roman 12 pt di kertas sudah tak terlihat lagi. Seperti biasa, kamu akan diberi komentar pedas nan menggeramkan hati.
Yang sabar ya sis. Tuhan menguji kita. (Meme: Brilio)
Kamu hanya bisa mengelus dada karena mereka memberikan komentar secara objektif. Karena mereka ahli pula di bidang yang mereka tangani. Walaupun ada sentilan-sentilan subjektif, anggap saja angin lalu. Karena di luar kampus, ada banyak komentar lebih pedas berturut-turut yang membuatmu tertawa satir. Lalu kamu akan menyimpulkan, ada-ada aja deh omongan netijen.
Saat wisuda, duh, makin-makin deh rasa sedihnya. Kamu harus meninggalkan zona nyaman. Kamu berpisah dengan teman-teman yang selalu mendukung kamu tapi tak tahu apa isi hati mereka. Kamu berpisah dengan kampus yang teduh, asri, dan penuh ketenangan ketika melewati tiap ruas jalannya. Kamu berpisah dengan penjual makanan di kantin yang memberi harganya tidak sebrutal di warung-warung makan pinggir jalan.
Lagi-lagi, kamu harus berpisah dengan orang tua ketika kamu terpaksa berangkat ke tanah rantau. Kamu juga belum tentu bertemu pasangan kamu setiap hari seperti di kampus. Dan ya, kalian hanya terhubung via chat atau video Skype. Belum lagi rasa khawatir apakah mereka baik-baik saja. Apakah pasanganmu tetap setia padamu. Apakah kamu merasa dilupakan oleh teman-temanmu.
Terkadang, ada pula rasa sedih kalau kamu tidak punya skill mumpuni dan kuat. Ditambah lagi persaingan ketat para pencari kerja di situs pencarian kerja. Kadang kamu harus menahan lapar karena pemasukan uang tidak stabil. Kondisi finansial semakin menurun. Kamu hanya bisa menangis dan mengadu pada Tuhan agar dikuatkan segalanya.
Begitulah hidup.
5. Galau
Rasa galau pelan-pelan mengubah dirimu. Ekspresi wajahmu tak lagi bersinar. Dahi kamu selalu mengkerut. Nada suara saat bicara tak lagi ramah. Dadamu selalu bergemuruh. Kamu lebih cepat marah.
Duh sis, bro, sabar atuh. Kebelet amat. (Meme: Brilio)
Saat sebelum dan sesudah wisuda adalah masa-masa genting. Kamu masuk dalam zona abu-abu. Bila kamu terlanjur lengket dengan idealismemu, pertimbangkan kembali bahwa idealisme itu hadir ketika seseorang telah memenuhi kebutuhan dan mengenyangkan perutnya. Kamu bingung apa yang harus kamu lakukan sementara kamu terlalu banyak fokus.
Percayakanlah pada Tuhan. Lakukan dengan keras dan persisten bahwa kamu berhak mempertahankan hidup. Latih terus skill yang kamu punya. Asah terus rasa peka terhadap lingkungan dan media. Karena itulah yang akan membentuk dirimu dan generasimu.
Sesekali, tulilah pada omongan orang lain. Mereka sebenarnya kepo dan iseng mengusik dirimu.
6. Kecewa
Sabar, sabar ya. (Meme: Dok. istimewa).
Sungguh sayang, rasa kecewa bisa saja meledak ketika kamu tak puas lagi mengerjakan yang kamu suka. Saat sebelum wisuda, karya tulismu tidak dihargai dosbing. Alih-alih revisi, justru diminta menulis tema yang diinginkan dosbing. Ngggak banget kan?
Rasa kecewa itu kadang terwujud dengan rasa, gue cabut aja deh. Ada rasa menyesal kenapa kamu tidak keluar duluan dengan skill mumpuni yang kamu punya …
Eits! Rasa kecewamu harus disembuhkan!
Yuk lah, kembali lagi pada poin-poin awal di tulisan ini. Pampang kata-kata positif senang, bahagia, semangat di depan matamu! Jangan biarkan ekspresi kelam membunuh dirimu. Selalu ingat, ada milyaran manusia di bumi yang berjuang di bidang dan minat masing-masing. Mereka berjuang untuk mempertahankan kebahagiaan dengan penuh rasa syukur. Cara sederhana mereka adalah untuk meyakini diri bahwa kita harus siap dalam keadaan apapun.
Laksanakan! (Meme: Dok. istimewa)
Ekspresikan dirimu dengan rasa positif. Sesulit apapun hidup, akan selalu ada jalan 🙂
#kamitidaktakut #ayoberani
—
Tulisan ini adalah bentuk kontribusi dalam Challenge Post Komunitas Nulisyuk Angkatan 6.
Tema hari ke-7: Ekspresi
Hashtags:
#Survivalbatch6
#keepalive
#PnFB_2
#nulisyukbatch6
#day7
#ekspresi
Anda berminat bergabung di komunitas Nulisyuk? Yuk mari kunjungi Instagramnya di @nulisyuk
Selamat menulis! 🙂
haha… ini perlu dibaca para siswa nih, biar pada ngerti kalau kulaih itu bukan kayak yang mereka bayangkan seperti di FTV 😀
Bener banget. Silakan berbagi cerita kakak ke siswa. Dijamin pasti bakal ketagihan cerita kehidupan 😀
wah rada susah komennya karena saya team nggak wisuda hehe
mungkin poinnya di kelulusan jadi sarjana ya…
anyway kalau diinget2 dulu waktu semester akhir saya berada di tahap pengen menyerah dan ingin kerja saja bukan pengen nikah saja karena nikah bukan solusi dari kebuntuan skripsi yang nguras tenaga dan nguras duit itu (not to mention nguras otak heheh :))
cepatlah lulus para mahasiswa skripsi karena lamalama di kampus itu membosankan loh 🙂 masih banyak pengalaman hidup yang menunggu diluar sana
apa nadia lagi skripsi?
Begitulah mbak, kelulusan sarjana bener-bener ditekankan.
Haha, sebenarnya "pengen nikah aja" itu semacam kutipan yang banyak bertebaran di medsos dan dijadikan refleksi. "Apa iya nikah jadi solusi?" Dan, banyak sih yang ngomen "pengen nikah aja".
Ah iya mbak, ini lagi proses keluar dari kampus *eaa. Sekarang masih proses skripsi, mohon doanya ya mbak 🙂
haha, aku pernah di posisi mandraaaa..
tapi pas saat kuliah, teman2 juga ngerjain dengan smangat meski selingan dengan main ke emol terdekat lah :)) terus selfi2 di kosan. Udah puas banget jaman itu. Cewek2 semua sekarang udah jadi emaks hihi
semangat ya kamu skripsinya^^
Sepertinya mbak sangat menikmati masa-masa itu ya hehe :))
Siap! *semangat ngerjain skripsi*
Agak ga rela kalau udah ga jadi mahasiswa S-1 tuh 🙁
Beda sih sama mahasiswa S-2, kalau udah S-1 itu udah bukan mahasiswa lagi menurut saya. pmebelajar aja, soalnya udah tua (seenaknya sendiri wkwkw xD).
Pernah baca di mana, lupa. Tapi gini; dibalik wajah-wajah cantik dan ganteng hasil pulasan make up sebenarnya para wisudawan-wati dilanda galau, 'abi ini mau ngapain?'. Nah.
Iya banget mbak, setuju. Kalo S1 emang kerasa belajarnya. Kerasa juga jadi mahasiswa. Beda sama S2 dan S3.
Saya juga pernah denger itu mbak. Make up dan penampilan hanya untuk menutupi apa yang kurang dari mereka: "abis ini mau ngapain?"
Pertama kali wisuda itu wisuda D3, yg kedua wisuda S1. Wisuda yg pertama ama yg kedua beda banget, yg kedua biasa aja gtu beda ama yg pertama yg dinanti2kan bngt
Pingback: Servis Hard Disk Laptop saat Skripsian, Berhasil Nggak? - Nadia K. Putri