Pernah datang ke acara garage sale Jakarta? Apa yang kamu temukan? Ini pengalaman saya memotret di sebuah acara garage sale Jakarta.
Sekitar Januari 2020 lalu, saya dapat kesempatan memotret sebuah acara pameran barang bekas (garage sale) di Kemang, Jakarta Selatan. Saya pikir bakal monoton, ternyata banyak hal yang saya dapatkan.
Awal mula
Awalnya, ada pembeli yang nggak sengaja melihat ke kamera saya. Beliau diam saja saat saya memotretnya. Saya sungkan, lalu saya balas dengan senyuman sambil menganggukkan kepala. Lalu lanjut keliling untuk mencari subyek/obyek yang perlu dipotret.
Selang beberapa bulan kemudian, foto itu masih tersimpan rapi di folder laptop. Sebelum memilih foto itu, rasanya ada jejak informasi yang mempengaruhi saya. Mungkin saja film dokumenter, pos Instagram, dan cerita Instagram (Instagram stories) bertema lingkungan.
Apa yang saya temukan di garage sale Jakarta Selatan?
Pas sekali, di garage sale Jakarta Selatan itu banyak sekali barang bermerek yang kebetulan berasal dari gerai fast fashion. Harga barang dibanting murah dan berkualitas bagus, nampaknya masih jadi daya tarik bagi pengunjung—termasuk saya—untuk memenuhi keinginan mempunyai barang tersebut.
a. Dapat barang bagus, harga murah
Sambil keliling dan memotret, jadi terlintas keuntungan ada garage sale seperti:
- Belum berakhir di TPA, karena masih ada yang mau beli dan butuh.
- Meski bekas (preloved atau secondhand), kualitas barang masih terjaga dan baik. Ada minus sih, tapi nggak parah-parah banget. Kalau pun sobek, harganya bisa jatuh.
- Kosmetik seperti bedak, lipstik, eyeshadow, dijual juga. Nggak terbuang memang. Tapi, risikonya tinggi. Karena produk ini langsung bersentuhan dengan kulit, bulu mata, dan mukosa. Pernah dengar kosmetik nggak cocok dan dijual preloved?
- Harga produk fast fashion yang mahalnya minta ampun, bisa didapatkan dengan murah. Sudah begitu, yang menjual juga dari kalangan menengah-menengah atas. Pasti dijaga sebaik mungkin. Misal sepatu, tas, baju, kerudung.
b. Menawar harga, itu mah kudu!
Walaupun harganya murah, tapi siapa juga yang mau dapat murahan?
Pengunjung di acara garage sale Jakarta itu kebanyakan tawar-menawar. Apalagi untuk barang bermerek, original, dan punya kotak. Wajar kok. Kesempatan bagus kalau bisa dapat harga cocok dan sama-sama enak.
Ada satu yang unik saat memotret di sana. Seorang ibu (yang mungkin sosialita) menjual satu tas tenteng ukuran besar. Mereknya Stradivarius.
Beliau bilang, tas tersebut original karena ada label dan seri di bagian dalam tas. Tas tersebut juga dibeli langsung dari toko Stradivarius. Dari struk, harganya sekitar Rp 300.000. Saat di jual di garage sale, beliau banting harga tasnya menjadi Rp 100.000.
Bikin ngiler memang. Beberapa ibu sampai mondar-mandir menghampiri sambil cerita-cerita dan lirik ke tas itu.
Biar nggak ngiler, adakan garage sale saja! Coba baca ceritanya di sini: Garage Sale? Yes Please
Mungkin saja ada pembeli yang menawar harga demikian rendah. Kalau saya dengar cerita beliau, beliau sudah rela melepas tas dengan harga itu.
c. Akhir pekan: makin ramai, seharusnya makin laris
Selama dua hari memotret acara garage sale Jakarta Selatan, pemberi proyek lepas pemotretan ini sempat cerita. Biasanya acara garage sale ramai saat akhir pekan. Tepatnya Sabtu dan Minggu.
Akhir pekan juga waktu favorit untuk jalan pagi, bersantai, atau keliling daerah Kemang. Sekitar pukul 7-8 pagi, pengunjung memadati area garage sale. Suasananya jadi sesak, padahal tempat jual-belinya sempit. Sempat diuntungkan juga dari situasi ini, jadi ada kesan penuh.
Makanya wajar kalau acara garage sale dimulai pagi sekali, dari pukul 6 pagi. Dan sepi saat siang hari. Karena panas kali ya?
d. Lokasi strategis sangat menentukan
Di hari pertama kalau nggak salah, rombongan pengendara motor Harley melintasi Jalan Kemang Raya. Kebetulan berdekatan dengan tempat garage sale yang saya potret. Tiba-tiba perhatian jadi terganggu karena.. ya itu motor Harley dan mentereng. Jarang-jarang lihat begini hihi!
Di hari kedua, saya juga sempat lihat ada seorang ibu jalan bareng anjing besar ras Shiba Inu di seberang jalan. Lalu ada keluarga ekspat yang mampir ke toko donat dan turis asing mampir ke garage sale.
Kalau diingat-ingat, lokasi garage sale dekat jalan raya cukup berpengaruh. Misalnya daerah Jakarta Selatan. Banyak ekspat, turis, atau calon pembeli dari kalangan menengah hingga menengah atas. Kalau ada anak gaul Jabodetabek yang kebetulan mampir ke Kemang, pas banget cari barang branded ori di garage sale.
Ditambah ukuran banner-nya yang besar, warna desain mencolok, dan simbol arah panah masuk ke garage sale. Tulisan call to action (CTA) di banner juga lumayan bikin penasaran untuk mampir.
Baca juga: Kisah tentang Maju Jaya
Dari empat hal yang saya temukan, sepertinya masih ada lagi. Tetapi nanti, di pos selanjutnya ya!
Kalau kamu, punya pengalaman apa waktu bertandang ke garage sale? Cerita yuk di kolom komentar!
Pengen banget ke garage sale sejak zaman-zaman sonia eryka dan diana rikasari sering bikin blogger garage sale
Sampe skrg belum terkabul2 juga
Wah baru tau nih. Semoga terkabul yaa. Pengen ke garage sale juga nih hehe
Sering ke garage sale, kebetulan rumah ibu di Kemang,, seru dan kalo bule nya yg jual asli murah bgt dan bagus, semenjak Corona blm ada lagi tuh,, semoga cepat berlalu pandemi nya dan bisa acak2 garage sale nya lagi,, hahahahahah
Wow kayaknya seru tuh! Semoga kelar ya pandeminya dan bisa mampir garage sale. Aamiin!
See u next