Pertama kali datang
Jadi waktu Maret 2019 lalu, saya mampir ke Purwokerto. Menginap di kosan adik saya, Dedek, dia pun mengajak saya jalan-jalan sekaligus wisata kuliner.
Waktu itu saya sengaja kabur dari rutinitas lantaran jenuh mengerjakan jurnal. Jurnal itu seperti, mini skripsi lah di kampus saya. Hanya 15 halaman sih, tapi ya, pusing! Gimana ya? Wkwk.
Saya mengandalkan Dedek untuk urusan jalan-jalan. Rencananya sih di hari Sabtu itu, kami berdua mau full seharian makan dan mampir ke warung makan atau resto yang enak. Tapi sayangnya, sekitar jam 12 siang harus balik ke Bekasi. Waduh. Terpaksa deh sebentar saja jalannya.
Sarapan dulu di Soto Bu Sigit Purwokerto
Yah, mau bagaimana lagi? Jam 12 siang harus sudah di Stasiun Purwokerto. Akhirnya, Dedek mengajak saya sarapan dulu di warung Soto Bu Sigit Purwokerto.
Warung makan ini terletak di Jalan Mangunjaya No. 21. Patokannya seingat saya, berada di belakang Hotel Aston Imperium. Jika kamu tahu GOR Satria Purwokerto, nah sebelumnya GOR itu warung makannya.
Sampai di sana, ternyata ramai juga. Bangunan warungnya seperti rumah model lawas. Plafonnya agak rendah. Adik saya pas masuk ke sana agak sedikit menunduk. Untungnya tidak panas karena warung makan ini didukung jendela yang lebar.
Kami pesan nasi dan soto. Ditambah gorengan mendoan ukuran besar, teh manis, dan jeruk hangat. Untuk kamu yang suka pedas-pedas, tenang. Sambalnya cukup pedas kok buat saya *psps saya tidak biasa makan pedas walaupun orang Minangkabau, gara-gara maag. Satu sendok sambal mah udah cukup bikin lidah bergoyang dan menambah selera makan.
Baca juga: 3 Tempat Wisata Kuliner Versi Anak Kosan Purwokerto
Soal rasa
Karena kami berkunjung saat sarapan, rasanya enak banget sebenarnya. Tapi kalau diingat-ingat lagi, sotonya memang masih segar dan panas. Kuahnya kental dan kaya rasa. Bumbu soto pun juga pas.
Isian soto terdiri dari bihun, tauge, daging sapi, dan bumbu kacang. Ketika diaduk, bumbu kacang ini akan menyatu pada kuah soto. Coba deh, rasanya benar-benar gurih!
Soal minuman, teh manis hangatnya harum. Rasanya legit dan adem di tenggorokan.
Soal suasana
Karena didukung model bangunan yang lawas, berkunjung ke warung Soto Bu Sigit Purwokerto itu layaknya sedang pulang ke rumah sendiri. Masuk ke pintu samping, saya melihat banyak pigura foto milik sang penghuni.
Di area pojokan, terdapat rak tertutup gorden dan di atasnya ada piala. Pada pintu masuk belakang, tertutup gorden. Lalu ada kalender-kalender juga. Seperti rumah, bukan seperti warung makan meski banyak meja dan kursi yang tertata.
Ketika menunggu Dedek hingga selesai bayar di kasir, saya juga mengamati ada beberapa stiker yang tertempel di kaca jendela. Salah satunya stiker kampanye Jokowi-JK beberapa tahun lalu.
Nah yang paling enak dari warung makan ini adalah duduk di samping jendela. Bagian ini yang paling terang dan tidak sumpek.
Oh iya, baru ingat. Ketika makan, gelasnya tertata dengan tatakan gelas plastik. Tekonya juga plastik, tapi yang model jadul begitu lho. Coba deh lihat foto di bawah ini.
Jadi, bisa dikatakan kalau soal suasana, memang seperti makan di rumah. Sederhana, tapi berkesan.
Harganya: cocok buat anak kos
Jujur kalau bicara soal harga, itu sensitif buat sebagian orang. Dibilang kemahalan, nanti ogah. Dibilang kemurahan, malah mengernyitkan dahi. Nah, bagaimana dengan warung Soto Bu Sigit Purwokerto?
Untuk dua mangkuk soto solo beningan, seingat Dedek, harganya sekitar Rp16.000. Semangkuk sekitar Rp8.000 karena nasi dan soto pisah. Kalau campur (nasi dan soto), menjadi Rp7.000. Satu gorengan mendoan harganya Rp1.000. Karena waktu itu kami juga pesan teh manis hangat dan jeruk hangat, totalnya ya sekitar Rp20.000-an lah. Masih cukup terjangkau untuk makan dua orang.
Mungkin untuk sesekali, oke banget sarapan di warung ini. Apalagi kalau kamu mengajak keluarga atau teman dari jauh. Lumayan bisa makan bareng kan?
Tersedia menu lainnya, apa saja?
Sst, selain soto, warung makan Bu Sigit juga menyediakan menu lain seperti gado-gado, nasi rames, rames ayam serundeng, rames nasi telur, nasi pecel, mi soto, sop ayam, dan nasi sop. Untuk gorengannya, ada tempe mendoan, tahu goreng, gimbal udang, pisang goreng dan sebagainya.
Kesimpulan
Waduh, jadi kangen balik ke Purwokerto kan, huhu T_T. Kota Purwokerto termasuk kota yang compact buat saya yang lama tinggal di kota, karena: banyak kos-kosan, dekat kampus, ada alun-alun, punya wisata alam dan curug, dan akses transportasi kereta api mudah. Satu lagi, makan murah dan ADEM. *Iya, adem saya tulis kapital karena Bekasi panas membara, terakhir sampai 34 derajat Celsius.
Semoga nanti bisa mampir lagi ke warung Soto Bu Sigit Purwokerto ya!
Thanks for sharing
Mantap kak!
Tadi pagi saya mau sarapan ke situ, tapi ternyata tutup dan dipasang bendera putih di depan warung tsb dan banyak kursi berjejer di depan